Peningkatan Pengetahuan Bahaya dan Deteksi Bahan Kimia Berbahaya Pada Bahan Makanan

Muh. Shofi, Mardiana Prasetyani Putri, Algafari Bakti Manggara, Maria Magdalena Riyaniarti Estri Wuryandari

Abstract


Latar Belakang: Bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, dan pemutih merupakan bahan kimia yang banyak digunakan dalam pengawetan bahan pangan yang dilakukan oleh oknum pedang curang karena harganya murah serta dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan. Adanya hal tersebut pelu adanya sosialisisi kepada masyarakat mengenai bahaya dari bahan kimia tersebut dan cara identifikasi sederhana dengan menggunakan kunyit, kulit buah naga, dan betadin. Tujuan: Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya dan mengetahui cara mengidentifikasi bahan kimia berbahaya secara sedehana. Metode: Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian di Desa Puhsarang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri yaitu menggunakan tiga metode yaitu: metode ceramah, tanya jawab aktif dan diskusi, serta praktik langsung tentang cara deteksi bahan kimia berbahaya. Hasil dan Kesimpulan: Masyarakat mengetahui bahaya dari bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, dan pemutih serta cara deteksi secara sederhana. Selama proses kegiatan berlangsung mulai dari penyampaian tujuan dan peragaan sampai dengan mempraktikkan cara deteksi bahan kimia berbahaya secara sederhana, peserta sangat antusias melaksanakannya. Hal tersebut terlihat banyaknya pertanyaan dari para peserta saat penyampaian materi hingga parktik secara mandiri. Berdasarkan hasil kuisioner tentang bahaya boraks, formalin, dan pemutih serta cara deteksi sederhana menunjukkan peningkatan yang signifikat sebesar 100% bila dibandingkan sebelum pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan sosialisasi cara deteksi sederhana bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, dan pemutih berhasil terlaksana dengan baik.  


Keywords


Bahan Kimia Berbahaya, Identifikasi Sederhana, Desa Puhsarang, Peningkatan Pengetahuan

Full Text:

PDF

References


Alsuhendra, Ridawati. (2013). Bahan Toksik Dalam Makanan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Asterina, Elmatris, Endrinaldi. (2008). Identifikasi dan Penentuan Kadar Boraks Pada Mie Basah yang Beredar Dibeberapa Pasar Di Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas 2(32) : 174-179.

Dewi, S. R. (2019). Identifikasi Formalin Pada Makanan Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Naga. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan 2(1):45-51.

Dini, B.Y.A., Asnawati, A. and Winata, I.N.A. (2016). Pembuatan Test Strip Boraks Berbasis Membran Selulosa Bakterial (Nata De Coco) yang Diimmobilisasi Reagen Kurkumin dan Aplikasinya Terhadap Sampel Makanan. Berkala Sainstek 4(1) : 10-14.

Mujamil, J.S. (1997). Deteksi dan Evaluasi Keberadaan Boraks pada Berbagai Jenis Makanan di Kotamadya Palembang. Cermin Dunia Kedokteran 120 : 17-21.

Mulono. 2005. Toksikologi Lingkungan. Surabaya : Universitas Airlangga Press.

Nevrianto, R. (1991). Ancaman Boraks Lewat Bakso. Jakarta : Grafiti Pers.

Norliana, S., Abdulamir, A. S., Abu Bakar, F., & Salleh, A. B. (2009). The Health Risk of Formaldehyde to Human Beings. American Journal of Pharmacology and Toxicology 4(3): 98-106.

Nuhman, N., Wilujeng, A. E. (2017). Pemanfaatan Ekstrak Antosianin dari Bahan Alam untuk Identifikasi Formalin Pada Tahu Putih. Jurnal Sains 7(14):8-15.

Puspawiningtyas, E., Pamungkas, R. B., Hamad, A. (2017). Upaya Meningkatkan Pengetahuan Bahan Tambahan Pangan Melalui Pelatihan Deteksi Kandungan Formalin dan Boraks. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat 1(1):46-51.

Rahmawati,I. 2014. Perbedaan Efek Perawatan Luka Menggunakan Gerusan Daun Petai Cina (Leucaena glauca, Benth) dan Povidon Iodine 10% Dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Bersih Pada Marmut (Cavia porcellus). Jurnal Wiyata 1(2): 227-234.

Rahmi, S. (2018). Identifikasi Kualitatifklorin Pada Beras yang Diperjualbelikan Di Pasar. Jurnal Penelitian Pendidikan MIPA 1(2) : 72-77.

Salim, I., Kafiar, F. P. (2019). Pembuatan Bahan dan Pelatihan Identifikasi Formalin Serta Boraks Dalam Makanan dengan Metode Sederhana Bagi Sekelompok Masyarakat yang Berasal dari Beberapa Kabupaten di Papua. Jurnal Pengabdian Papua 3(1):9-16.

Saparinto, C. dan Hidayati, D. (2006). Bahan Tambah Pangan. Yogyakarta: Kanisius.

Sariwati, A. Shofi, M., Badriyah, L. (2019). Pelatihan Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Sebagai Media Pertumbuhan Tanaman Hidroponik. Journal of Community Enggagement and Empowerment 1(1) : 6-13.

Shofi, M. (2017). Pengenalan dan Cara Identifikasi Boraks Pada Bahan Makanan di SDN Satak 2 Kabupaten Kediri. Prosiding Artikel Seminar Pengabdian Masyarakat (SENIAS) : 51-55.

Shofi, M. (2019). Pemberdayaan Anggota PKK Melalui Pembuatan Lilin Aromaterapi. Journal of Community Enggagement and Empowerment 1(1) : 40-46.

Simpus. 2005. Bahaya Boraks. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : Intisari Pustaka Utama

Sudarma, N., Idayani, S., Setiawan, D., & Dharmawan, P. O. (2018). Pemanfaatan Betadine Sebagai Indikator Uji Klorin Pada Beras Berpemutih. Bali Medika Jurnal 5(2): 14-21.

Winarto, I. W., Lentera, T. 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Surabaya : AgroMedia


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Pengelola:P3M, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
» http://ojs.iik.ac.id/index.php/JCEE/index
Alamat:Jalan. KH. Wahid Hasyim 65 Kediri Jawa Timur Indonesia

» Tel / fax : 085824054091 /
 
Penerbit:P3M, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
   
Nomor ISSN:2714-5735 (media online)
Keterangan:» Kategori umum
» SK no. 0005.27145735/JI.3.1/SK.ISSN/2019.11 - 21 November 2019 (mulai edisi Vol.1, No.1, Oktober 2019)